NILAI BUDAYA YANG MENJADI KEUNGGULAN BANGSA INDONESIA



KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
            Berikut ini kami menyusun makalah tentang “Merumuskan Nilai-Nilai Budaya yang Menjadi Keunggulan Bangsa Indonesai” yang diambil dari buku Karya Koentjaraningrat yang berjudul Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.
            Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
    Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Depok,20 April 2016

Penyusun



1.      1. Latar Belakang
Secara singkat  kebudayaan adalah kesenian. Dalam arti seperti itu konsep memang terlampau sempit. Banyak para ahli sosial, mengartikan konsep kebudayaan itu dalam arti yang amat luas yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bias dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. Konsep itu adalah amat luas karena meliputi hamper seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya.
Indonesia sendiri tentunya memiliki banyak keunggulan. Keunggulan-keunggulan Indonesia sendiri dapat kita temukan baik dalam segi geografis hingga nilai-nilai kebudayaan dari bangsa Indonesia. Keunggulan nilai-nilai ini yang akan dibahas lebih dalam makalah ini. Sebagai bangsa Indonesia kita wajib mengetahui nilai-nilai kebudayaan apa saja yang dimiliki oleh Indonesia.
      1.      2. Rumusan Masalah
1.      Apakah nilai budaya yang menjadi sebuah keunggulan dari bangsa Indonesia?
2.      Apakah gotong royong itu sebenarnya?
3.      Apakah nilai gotong royong itu menghambat pembangunan?
      1.      3. Tujuan
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk mengetahui tentang nilai budaya yang menjadi keunggulan bangsa Indonesia. Kemudian bertujuan untuk mengetahui makna dari gotong royong dan hubungan antara gotong royong dan pembangunan.
 
BAB II
PEMBAHASAN
      2.      1. Nilai Budaya yang Menjadi Keunggulan Bangsa Indonesia
 
                Negara ini telah banyak didera oleh permasalahan kompleks yang menjadikan bangsa ini terpuruk. Ketika kemiskinan melahirkan anarkisme dan terorisme maka sebenarnya ada yang salah dengan konsep kebangsaan kita sekarang ini. Seharusnya para elit pemerintahan dan orang-orang yang memiliki wewenang di negara seharusnya memiliki kepedulian akan masalah-masalah yang ada di negara ini. Pemerintah dengan masyarakat harus bekerjasama untuk mengembalikan jati diri bangsa ini yang didera krisis dengan cara menumbuhkan kembali rasa gotong royong di antara jiwa warga negara ini.
Bangsa Indonesia menurut Pembukaan UUD 1945 memiliki berbagai keunggulan yang menjadikan bangsa ini berbeda dan unggul dari negara lainnya. Salah satu keunggulan dari nilai-nilai kebudayaan  warga bangsa ini adalah, masyarakat Indonesia terkenal dengan gotong royong. Gotong-royong bukan hanya dijumpai di beberapa daerah di Indonesia, namun budaya ini secara keseluruhan sudah ada di dalam seluruh masyarakat Indonesia. Walaupun memiliki istilah yang berbeda-beda di setiap daerah namun gotong-royong tetaplah menjadi keunggulan bangsa Indonesia.
      2.      2. Konsep Gotong - Royong
Konsep gotong-royong yang kita nilai tinggi itu merupakan suatu konsep yang erat sangkut-pautnya dengan kehidupan rakyat kita sebagai petani dalam masyarakat agraris. Istilah gotong-royong untuk pertama kali tampak dalam bentuk tulisan dalam karangan-karangan tentang hukum adat dan juga dalam karangan-karangan tentang aspek-aspek social dari pertanian (terutama Jawa Timur) oleh para ahli pertanian Belanda lulusan Wageningen.
Dalam kehidupan masyarakat desa di Jawa, gotong-royong merupakan suatu system pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga, untuk mengisi kekurangan tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitas produksi bercocok tanam di sawah. Untuk keperluan itu, dengan ada sopan-santun yang sudah tetap, seorang petani meminta beberapa orang lain sedesanya, misalnya, untuk membantunya dalam mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru (memperbaiki saluran-saluran air dan pematang-pematang, menyangkul, membacak, menggaru dan sebagainya). Petani tuan-rumah hanya harus menyediakan makan siang tiap hari kepada teman-temannya yang maembantu, selama pekerjaannya berlangsung. Tidak ada kompensasi lain, tetapi yang meminta bantuan tadi harus mengembalikan jasa itu dengan membantu semua petani yang diundangnya tadi, tiap saat apabila mereka memerlukan bantuannya. Dengan demikian sistem gotong-royong sebaga suatu sistem pengerahan tenaga seperti itu, amat cocok dan felxibel untuk teknik bercocok tanam yang bersifat usaha kecil dan terbatas, terutama waktu untsu uang bgelum masuk ekonomi pedesaan.
 
      2.      3. Pengaruh Gotong – Royong dalam Pembangunan
Nilai yang merupakan latar belakang dari segala aktivitas tolong-menolong antara warga sedesa, harus dikelaskan dalam golongan nilai-nilai budaya yang mengenai masalah dasar hakekat hubungan manusia dengan sesamanya. Dalam sistem nilai-budaya orang Indonesia nilai itu mengandung empat konsep, yaitu.
a.  Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dikellingi oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan alam semesta disekitarnya. Di dalam sistem makrokosmos tesebut ia merasakan dirinya hanya sebagai suatu unsure kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang mahabesar itu.
b.     Dengan demikian dalam segala aspek kehidupannya manusia pada hakekatnya tergantung kepada sesamanya.
c.   Karena itu ia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan ssesamanya, terdorong oleh jiwa sama-rata-sama-rasa.
d.  Selalu verusaha untuk sedapat mungkin bersifat conform, berbuat sama dan bersama dengan sesamanya dalam komunitas, terdorong oleh jiwa sama-tinggi-sama-rendah.
Jika yang dimaksud gotong-royong adalah aktivitas-aktivitas tolong-menolong dan sistem tukar menukar tenaga, maka sudah tentu gotong-royong tidak ada sangkut pautnya dengan pembangunan dan karena itu tidak menghambat pembangunan. Jika kehidupan masyarakat desa sudah menjadi complex dan jika para petani sudah tidak merasakan lagi manfaat dasi sistem-sistem tolong-menolong, maka gotong-royong dalam arti tersebut akan menghilang tanpa banyak ketegangan atau pertentangan dari penduduk desa sendiri.
Jika yang dimaksud dengan gotong-royong itu adalah sistem kerja bakti, maka mungkin bisa menunjang pembangunan. Hanya saja soalnya adalah bahwa sistem itu tak sesuai lagi dengan ethik zaman sekarang. Hal itu karena pembangunan berdasarkan gotong-royong kerja bakti itu, sebenernya adalah membangun dengan mengeksploitasi tenaga murah rakyat. Lain halnya kalau rakyat mengerjakan suatu proyek berdasarkan gotong-royong dengan rasa rela karena yakin bawha proyek itu bermanfaat bagi mereka. Barulah mereka akan melakukan kerja bakti dengan sungguh-sungguh dan bukan kerja rodi.


BAB III
PENUTUP
      3.      1. Kesimpulan
Gotong - royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari gotong = bekerja, royong = bersama Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat Indonesia, Pembukaan UUD 1945 memiliki berbagai keunggulan yang menjadikan bangsa ini berbeda dan unggul dari negara lainnya. Salah satu keunggulan dari nilai-nilai kebudayaan  warga bangsa ini adalah, masyarakat Indonesia terkenal dengan gotong royong. Gotong-royong bukan hanya dijumpai di beberapa daerah di Indonesia, namun budaya ini secara keseluruhan sudah ada di dalam seluruh masyarakat Indonesia.
      3.      2. Saran
Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keunggulan dalam nilai kebudayaan yaitu gotong-royong kita patut bangga. Namun kita tetap harus menjaga budaya gotong-royong dan saling tolong-menolong makhluk hidup lain. Dengan adanya gotong-royong dan tolong-menolong ini tentunya akan membuat negara Indonesia semakin sejahtera.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Ilmu Budaya Dasar “Tradisi Mudik yang Dilakukan Pada Hari Raya Lebaran”

Makalah Tentang Pemuda dan Sosialisasi

Makalah Tentang IPTEK dan Kemiskinan